Dermatitis Atopik (DA) atau yang biasa disebut eksim oleh kebanyakan orang adalah penyakit berupa sekumpulan lesi veskular yang terbentuk ketika edema (penumpukan cairan) terakumulasi diantara sel epidema. DA adalah istilah umum yang mencakup dermatitis dan eksim. Dulu dokter menganggap DA adalah penyakit semasa anak-anak yang akan sembuhdengan sendirinya setelah dewasa. Ternyata di Amerika Serikat (AS) ada sekitar 16,5 juta (7,3%) orang dewasa yang mengidap DA. Meskipun tidak mengancam nyawa, DA menyebabkan tekanan dan isolasi sosial. Serta penyebab keempat beban tidak fatal karena disability/kecacatan.
sumber gambar: Halodoc |
Penyakit kronis, kompleks dan tidak dapat disembuhkan ini ciri-cirinya menyebabkan kulit pecah-pecah, kering, gatal yang parah, inflamasi/bengkak dan iritasi. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan sehingga istilah sembuh kurang tepat, yang tepat ialah istilah terkontrol. DA sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor pemicunya sangat spesifik. Rencana perawatan yang khusus/spesifik harus mencakup gaya hidup, pelembab dan obat-obatan yang secara spesifik berfungsi meringankan kulit kering dan inflamasi.Pasien harus dipersiapkan untuk mengatasi flare/kulit terbakar dan menjaga kontrol ketika mereka bisa mencapai penyembuhan terbaik.
Berikut tahapan dalam menganani DA:
1. Steroid topikal (salep kulit lebih disukai) untuk gejala berupa kulit terbakar; emmolient (obat atau bahan yang mempunyai sifat melunakan) contohnya crisobolole untuk perawatan lebih lanjut. Sejauh ini gw cari-cari informasi mengenai crisobolole nampaknya belum masuk ke Indonesia. Di AS, obat ini sudah disetujui FDA sejak tahun 2016 dengan merk Eucrisa.
2. Inhibitor/penghambat calcineurin topikal yang dikombinasi dengan kortikosteroid & dupilumab (injeksi anti-inflamasi).
3. Fototerapi (penyinaran intensitas tinggi biasanya untuk bayi yang kena penyakit kuning); cyclosporine (immunosupresan/penekan sistem imun); kortikosteroid oral atau topikal yang poten; methotrexate (kemoterapi/obat kanker) & azathioprine (immunosupresan/penekan sistem imun).
Pasien dengan DA terkadang tidak patuh terhadap terapi karena beban perawatan yang cukup berat. Tingginya beban ini tidak hanya dirasakan oleh pasien dewasa, tapi juga dirasakan oleh orang tua dari pasien anak yang menderita penyakit ini (dengan tingkat keparahan sedang sampai parah) karena memakan waktu 3 jam setiap harinya untuk perawatan harian. Diawal terapi, kepatuhan pasien bisa mencapai 90% namun turun hingga 30% di minggu ke-8.
Berikut informasi-informasi klinis yang relevan untuk mendorong/mendukung pasien DA:
1. Mengatasi steroidphobia:
Kebanyakan penyedia pelayanan kesehatan dan pasien percaya bahwa steroid menyebabkan ketergantungan setelah digunakan sekali dan gunakan steroid seminimal mungkin bahkan untuk keadaan yang sudah parah.
2. Menganjurkan mandi setiap hari:
Rendam kulit dalam air hangat selama 10 menit untuk menghidrasi kulit, menghilangkan kulit yang mengeras, iritan & alergen. Perendaman ini juga meningkatkan penetrasi obat topikal pada kulit dan secara potensial bisa mengurangi bakteri.
Pembersih yang digunakan harus 'mild', surfaktan dengan basis non-sabun & deterjen sintetis dengan pH netral sampai rendah
Penggunaan pemutih yang diencerkan (semacam desinfektan)
1/4 sampai 1/2 cc 5% pemutih rumah tangga dituangkan ke (40 galon air) satu bak mandi penuh. Tepat untuk pasien dengan gejala klinis infeksi bakteri sekunder, tapi harus dihindari jika kulit sangat kering dan sakit.
Penggunaan minyak mandi setelah berendam 15-20 menit untuk mempertahankan kelembaban pada kulit.
3. Menjelaskan secara pasti dosis penggunaan salep topikal:
Area kulit seluas telapak tangan termasuk jari setara dengan 1% luas permukaan kulit diseluruh tubuh, membutuhkan sebanyak 0,25 gram sediaan topikal atau setengah ujung jari.
4. Penekanan akan pentingnya pelembab:
Pasien harus menggunakan pelembab segera setelah berendam.
5. Pemilihan penggunaan anti-histamin sedatif untuk jangka pendek atau berselang:
Penggunaan anti-histamin seatif ini hanya untuk menolong pasien yang kehilangan jam tidur akibat gatal, tapi tidak bisa menggantikan fungsi dari selep kulit topikal.
6. Menjelaskan erapi wet-warp untuk pasien DA dengan tingkat keparahan sedang sampai berat:
Pasien berendam di air hangat, gunakan emolien, gunakan 'wet-dressing' dan tutup dengan 'dry-dressing' selama 24 jam.
Pasien akan membutuhkan banyak obat OTC dan obat resep. Baik apoteker maupun teknisi/asisten apoteker harus mampu menjelaskan klasifikasi dari produk-produk sediaan semisolid (krim, gel, salep dan pasta) dan merekomendasikan agen yang lebih bersifat occlusive untuk kulit kering.
Cara paling efektif mengurangi inflamasi kulit yang berkaitan dengan DA adalah dengan menggunakan salep kortikosteroid topikal pada kulit untuk menghambat siklus DA. Inhibitor kalsineurin topikal seperti tacrolimus & pipecuronium mengobati lesi secara efektif terutama disekitar mata. secara umum pasien akan melihat respon dalam 2 minggu. Beberapa dermatologis juga menggunakan salep tacrolimus untuk terapi perawatan. DA dengan tingkat keparahan parah tindak responsif dengan pengobatan ini. Pasien mungkin membutuhkan immunomodulator atau immunosupresan. Antagonis reseptor-alfa interleukin IL-4 disetujui FDA bagi pasien DA dengan tingkat keparahan sedang sampai parah untuk pasien 12 tahun atau lebih. Beberapa pasien merasakan perkembangan dan sepertiganya melaporkan pengobatan yang mencapai target.
Sumber:
https://www.pharmacytimes.com/publications/issue/2020/May2020/atopic-dermatitis-responds-to-strategic-steps-in-therapy
Cara paling efektif mengurangi inflamasi kulit yang berkaitan dengan DA adalah dengan menggunakan salep kortikosteroid topikal pada kulit untuk menghambat siklus DA. Inhibitor kalsineurin topikal seperti tacrolimus & pipecuronium mengobati lesi secara efektif terutama disekitar mata. secara umum pasien akan melihat respon dalam 2 minggu. Beberapa dermatologis juga menggunakan salep tacrolimus untuk terapi perawatan. DA dengan tingkat keparahan parah tindak responsif dengan pengobatan ini. Pasien mungkin membutuhkan immunomodulator atau immunosupresan. Antagonis reseptor-alfa interleukin IL-4 disetujui FDA bagi pasien DA dengan tingkat keparahan sedang sampai parah untuk pasien 12 tahun atau lebih. Beberapa pasien merasakan perkembangan dan sepertiganya melaporkan pengobatan yang mencapai target.
Sumber:
https://www.pharmacytimes.com/publications/issue/2020/May2020/atopic-dermatitis-responds-to-strategic-steps-in-therapy