Sunday, February 18, 2018

Mengenal Pemilu Amerika Serikat Secara Sederhana dari Game


Well, pada kesempatan kali ini gue mau nulis tentang pemilu di Amerika Serikat secara sekilas yang gue pahami dari sebuah game  di Google Store yang namanya Win The White House. Walaupun cuma dari game tapi secara garis besar dan secara umum game ini menggambarkan bagaimana sistem pemilu disana. Gue tertarik karena selama ini pengen tau, kayak gimana sih ‘pesta demokrasi’ di negara yang katanya pionirnya demokrasi di dunia? Apakah disana menerapkan sistem pemilu secara langsung dimana pemenangnya adalah mereka yang mendapat suara terbanyak dari masyarakat yang memilih? Ok langsung aja.





Amerika Serikat menganut sistem dwi partai atau hanya ada dua partai besar. Secara umum, dua partai ini terlihat sangat kontras atau bertolak belakang. Pertama adalah partai Democratic atau Demokrat. Partai ini dikenal sebagai partai liberal sekaligus juga agak bercorak 'sosialis' meskipun kebijakannya 'sangat tidak sosialis' dibanding partai sosialis di negara lain terlebih di negara sosialis. Liberal artinya bebas sebebasnya. Kedua adalah partai Republik atau Republican. Partai ini dikenal sebagai partai konservatif, (kebalikannya dari liberal). Konservatif artinya 'lama, tua, gaya lama'. Sebenernya gue pernah baca sekilas, ada partai-partai kecil lain tapi ga tau kenapa secara nasional nanti yang ikut cuma dari dua partai besar ini. Mungkin karena suara partai kecil lainnya kurang jadi ga bisa ikut pemilu skala nasional? CMIIW. Soalnya di game ini cuma ada dua partai itu.



Isu-isu dari partai demokrat

Game ini kurang lebih mensimulasikan pemilu Amerika Serikat di tahun 2016. Isu-isu dari kedua partai ini sangat bertolak belakang. Partai Demokrat (liberal dalam hal sosial namun lebih mendorong pemerintah untuk lebih berperan dalam hal kesejahteraan sosial/agak sosialis tapi tetep ga lebih sosialis dibanding partai-partai sosialis di Eropa) punya isu-isu atau program kerja yang nantinya akan dilakukan pemerintahannya jika menang nanti diantaranya adalah:
1. transparansi pemerintahan
2. jaminan pensiun
3. persamaan akses untuk pelayanan kesehatan
4. dukungan hak-hak kaum LGBT
5. hak union untuk mengorganisasi *mungkin semacam perserikatan kerja
6. perlucutan senjata nuklir
7. kerja sama global
8. pembatasan standar polusi
9. pendanaan pemerintah federal untuk pendidikan
10. kontrol senjata api
11. perlindungan sumber daya alam
12. hak untuk memberikan suara bagi penduduk
13. hak wanita untuk memilih (feminisme: seperti aborsi)
14. energi alternatif



Isu-isu dari partai republik

Sedangkan rivalnya, partai Republik (yang konservatif dalam hal sosial namun pemerintahnya tidak begitu memiliki peran dalam hal kesejahteraan sosial/liberal dalam ekonomi) membawa isu-isu di bawah ini:
1. pembatasan pengeluaran anggaran pemerintah
2. kemandirian energi
3. tanggung jawab fiskal
4. hak untuk memiliki senjata api
5. pajak rendah
6. perlawanan terhadap terorisme di dunia
7. kemandirian global
8. nilai-nilai keluarga
9. pemilihan sekolah bagi masing-masing keluarga
10. hak untuk bekerja
11. perlindungan kehidupan yang belum lahir (larangan aborsi)
12. pengamanan perbatasan
13. perdamaian melalui kekuatan militer
14. inovasi bisnis

Beberapa poin isu-isu di atas keliatan mencolok saling bertolak belakang antara kedua partai 'liberal' dan 'konservatif' tersebut, misalnya partai demokrat cenderung membatasi peredaran senjata api tapi partai republik cenderung membebaskan peredaran senjata api. Demokrat mendukung bentuk 'keluarga modern' tanpa melihat gender melalui pemberian hak-hak kaum gay sementara republik menolak melalui isu nilai-nilai 'keluarga tradisional' dimana sebuah keluarga harus terdiri dari seorang laki-laki sebagai ayah dan seorang perempuan sebagai ibu. Demokrat mendukung hak-hak wanita (feminisme) untuk melakukan aborsi, republik melarang aborsi. Demokrat lebih menekankan peran pemerintah federal dalam pendanaan pendidikan, republik tidak. Demokrat lebih menekankan peran union untuk menjamin gaji yang adil, keselamatan dan keamanan kerja (isu ini cenderung 'sosialis'), sementara republik menekankan hak bekerja bagi setiap warga amerika meskipun mereka bergabung dengan union atau tidak. Demokrat cenderung menetapkan pajak yang lebih tinggi, menetapkan batas maksimal polusi yang dihasilkan sebuah industri dalam rangkan perlindungan lingkungan, sementara republik cenderung menerapkan pajak yang rendah, beranggapan bahwa sebuah industri tidak boleh dibatasi perkembangannya dengan pajak yang terlalu tinggi dan regulasi yang rumit seperti batas maksimal polusi, juga tidak setuju dengan pajak yang tinggi digunakan untuk menalangi perusahaan-perusahaan yang akan bangkut. Demokrat lebih transparan dan 'responsif' terhadap kebutuhan warga negaranya, sementara republik lebih 'membatasi' peran pemerintah dalam kehidupan sehari-hari warga negaranya. Demokrat lebih memilih Amerika untuk bekerja sama secara global, republik lebih memilih Amerika mandiri secara global. Demokrat lebih melindungi sumber daya alam dalam rangka memberi kesempatan bagi generasi penerus supaya bisa ikut menikmati di masa depan namun disatu sisi juga mencari energi alternatif terbarukan, sementara republik lebih memilih kemandirian energi Amerika supaya terlepas dari ketergantungan terhadap negara-negara penghasil minyak di dunia. Demokrat lebih menekankan perlucutan senjata nuklir di dunia, republik juga demikian namun dengan cara yang lebih tegas melalui kekuatan militer. Tapi bisa juga partai tersebut mengambil isu yang biasa dibawakan oleh partai pesaingnya atau disebut 'maverick issue'.

Bila disimpulkan secara garis besar, kebijakan demokrat cenderung sosialis meskipun menetapkan pajak yang lebih tinggi seperti untuk jaminan pensiun, persamaan akses kesehatan, peran pemerintah federal dalam: pendidikan, pengaturan industri, bantuan pemerintah untuk perusahaan yang akuan bangkrut, dan peran pemerintah dalam kehidupan warga Amerika secara umum, peran union pekerja, kerja sama dengan negara-negara lain di dunia secara global (lebih kalem dalam merangkul negara-negara lain di dunia), dll; feminis seperti mendukung hak-hak kaum wanita untuk membolehkan mereka melakukan aborsi; liberal, memandang semua orang adalah sama, termasuk welcome terhadap imigran (tidak memanjakan salah satu golongan misalnya kulit putih) namun di satu sisi juga mendukung LGBT atau pernikahan sesama jenis.

Sementara kebijakan republik cenderung gaya lama (konservatif sesuai namanya) seperti menentang LGBT atau pernikahan sesama jenis, menentang aborsi, dll; lebih mengurangi peran pemerintah federal dalam kehidupan warga Amerika, seperti tidak mengurusi dana pendidikan, tidak memberikan bantuan bagi perusahaan yang akan bangkrut, memberikan kebebasan bagi industri-industri melalui kebijakan inovasi bisnisnya untuk berkembang namun disatu sisi menetapkan pajak yang lebih rendah, mengurangi peran union pekerja; lebih menekankan pendekatan secara militer untuk memerangi terorisme (lebih menunjukkan hegemoni Amerika secara tunggal di dunia), cenderung anti-imigran dengan membuat tembok dan pengamanannyang lebih jetat diperbatasa (bisa dibilang republik lebih memanjakan penduduk kulit putih). 


Konvensi Nasional Partai
Hasil isu-isu yang terpilih dari masing-masing partai dan juga jargon kampanye
Pada awalnya masing-masing partai akan mengadakan Konvensi Nasional partai. Di game ini ada 5 isu yang harus dipilih dalam konvensi tersebut, dimana ada dua isu bertanda seru yang artinya isu adalah 'hot isu' yang nantinya akan banyak memberikan suara saat pemilihan. Masing-masing negara bagian nantinya akan memiliki isu-isu yang berbeda (supported issue dan opposed issues), kedua calon presiden harus bisa memainkan isu tersebut secara cerdik. Calon presiden juga akan memilih calon wakil presiden yang akan mendampinginya nanti jika terpilih. Calon wakil presiden pun dalam game ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Mungkin partai demokrat dengan isu-isunya lebih dekat dengan pemilih usia muda, sedangkan republik yang konservatif lebih dekat dengan pemilih berusia tua. Latar belakang calon presiden dan wakil presiden seperti ekonom, diplomat, akademisi, senator, pengusaha, tenaga ahli kesehatan juga akan mempengaruhi pemilih. Asal negara bagian sang calon juga bisa mempengaruhi.

Saat pertama kali main, udah ada negara bagian yang bisa dihimpun dana nya. Merah untuk republik, biru untuk demokrat. Selanjutnya dana (lambang dollar) dipake buat milih strategi mana yang mau dipake. Masing-masing strategi ngabisin dana (1 lambang dollar)


Hasil Polling di suatu negara bagian. Warna biru ceritanya dalam game Demokrat menang polling dan berhak menghimpun dana dari negara bagian ini.

Supported issues dan opposed issues di salah satu negara bagian. Tiap-tiap negara bagian punya issue yang beda-beda

Fund Raising atau penggalangan dana di negara bagian yang sudah di polling dan dimenangkan oleh partai bersangkutan

Make an appereance (pidato kampanye)

Ceritanya black campaign melalui media untuk menjatuhkan lawan

Saat mendapat giliran, sang calon presiden bisa menghimpun dana dari negara-negara bagian yang sebelumnya sudah dilakukan polling. Apabila poling tersebut dimenangkan oleh partai yang bersangkutan, maka dana dari negara bagian tersebut dalam game ini akan didapatkan semuanya oleh partai yang bersanngkutan. Setiap negara bagian memiliki dana yang berbeda-beda tergantung kekayaannya asing-masing. Di game ini yang paling banyak itu kayak California, New York, Florida (ada 3 lambang dolar, 3 itu menunjukan kesempatan jalan/main (fund raising, pidato, media) di tiap gilirannya). Dana itu nantinya akan digunakan untuk kampanye calon presiden, baik dengan cara datang langsung ke negara bagian tersebut kemudian membuat penampilan/pidato. Dana tersebut bisa juga digunakan untuk broadcast media. Keduanya baik penampilan/pidato ataupun media disana boleh untuk mengkampanyekan diri sendiri ataupun untuk black campaign dengan cara memblow up opposed issues yang dimilikan calon presiden dari partai yang berlawanan! Bedanya kalo di Indonesia melakukan black campaign bisa di tangkep polisi, disana ngga di tangkep. Terakhir dana bisa juga dipake buat mengadakan polling di negara bagian yang lain.

State momentum setelah 'dibombardir' penampilan pidato langsung dan media. Nantinya momentum itu akan mempengaruhi popular vote (suara langsung), selanjutnya mempengaruhi electoral vote (suara dewan pemilih) yang lebih menentukan hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat.


Setelah suatu negara bagian 'dibombardir' melalui pidato dan atau media, maka suatu negara bagian tersebut nantinya akan memiliki momentum. Apabila momentum tersebut dimiliki salah satu partai, maka partai tersebut kemungkinan besar akan memenangkan popular vote (suara langsung) dari rakyat Amerika, tapi ada hal yang membedakan dengan sistem demokrasi yang selama ini kita kenal. Popular Vote (suara langsung) dari rakyat tidak serta-merta akan memenangkan calon presiden karena di Amerika Serikat mengenal Electoral Vote (suara dari dewan pemilih). Masing-masing negara bagian memiliki jumlah Electoral Vote yang berbeda tergantung dari jumlah penduduknya. Jumlah dewan pemilih yang terbesar adalah:
1. California (55)
2. Texas (38)
3. Florida (29)
4. New York (29)
5. Illinois (20)
6. Penssylvania (20)
7. Ohio (18)
8. Michigan (16)
9. Georgia (16)
10. North Carolina (15)
11. New Jersey (14)
12. Tennesee (11)

Hasil akhir Electoral Vote, dimenangkan oleh kubu Demokrat karena berhasil meraih lebih dari 270 suara Electoral. Pemilihan di Amerika Serikat tidak berlangsung dalam satu hari, karena setiap negara bagian bisa meulai di waktu atau tanggal yang berbeda-beda tergantung negara bagian mana yang di kunjungi oleh calon presiden untuk berkampanye.

Untuk memenangkan pemilu, seorang calon presiden harus memenangkan setidaknya 270 suara Electoral Vote. Artinya si calon presiden hanya perlu menang popular vote (suara langsung) di negara-negara bagian yang punya jumlah electoral vote terbesar kurang lebih seperti di atas karena hampir di semua negara bagian kecuali Nebraska dan Maine, berlaku prinsip the winner takes all, contohnya ketika Hillary Clinton menang popular vote di California, maka 55 Electoral Vote akan menjadi miliknya. Dengan demikian, Amerika menganut sistem demokrasi tidak langsung karena di tahun 2016 sendiri meskipun Hillary Clinton memiliki lebih banyak suara langsung sebanyak 65.853.652 suara, sedangkan Donald Trump yang hanya sebanyak 62.985.134 suara, tapi Hillary hanya memenangkan Electoral Vote sebanyak 227, sedangkan Trump sebanyak 304. Sehingga Donald Trump lah yang memenangkan pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2016.

Ya, demikian kurang lebih tentang pemilu di amerika serikat yang gue pahami melalui game dari google store haha. Semoga bisa memberikan gambaran dan wawasan. Thank you!

Thursday, February 8, 2018

Arti Penting Bela Negara

           
            Hampir sebulan lalu gue ngikutin outbond dari kantor yang bertemakan pelatihan bela negara di Rindam III Siliwangi Lembang Jawa Barat. Ada beberapa hal yang menurut gue menarik untuk dituangkan di atas tulisan ini. Sebenernya udah pengen nulis dari abis balik pelatihan itu tapi yang tersulit dalam melaukan sesuatu bagi gue adalah ngumpulin niatnya itu sendiri dibanding ngerjainnya haha. Jadi baru sempet nulis sekarang.
            Mungkin ada sebagian orang yang dalam benaknya ada pertanyaan, zaman sekarang dimana penjajahan secara fisik dan perang udah ga ada, perlukah setiap insan warga negara Indonesia memaknai arti penting bela negara dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya adalah sangat perlu karena kita lahir, besar dan hidup di Indonesia, inilah tanah air kita. Berdasarkan penjelasan dari tentara yang ngasih materi waktu itu, ancaman selalu ada. Sekarang-sekarang ini banyak ancaman-ancaman dari luar dalam berbagai bentuk yang ingin memecah belah negara Indonesia. Mulai dari terorisme, gerakan separatis sampai ancaman yang bersifat tidak kasat mata seperti yang sering disebut oleh Jenderal Gatot, yaitu proxy war.
Memang secara kultural, bangsa Indonesia memiliki jiwa patriotisme bawaan yang tinggi sejak lahir. Hal ini dibuktikan dengan adanya tarian-tarian perang dan senjata tradisional yang dimiliki setiap daerah di Nusantara. Bukti-bukti ini memang akan membuat negara lain berpikir seribu kali jika ingin menginvasi militer Indonesia secara langsung. Seluruh rakyat akan berjuang sampai titik darah penghabisan. Akan tetapi ada cara lain lebih halus yang dilakukan oleh pihak-pihak lain yang ingin negara ini hancur, cara halus itu adalah proxy war. Proxy war ini misalnya dengan menginfiltrasi budaya-budaya asing sehingga generasi muda lebih mencintai budaya lain dibanding budayanya sendiri yang lama kelamaan membuat generasi muda tidak mencintai tanah airnya. Juga adu domba antar berbagai elemen bangsa. Mungkin statement tadi terdengar klise tapi akan saya sampaikan materinya lebih lanjut.
Banyak yang berpikir nasionalisme seperti yang gue sebut di atas makin kesini semakin ‘usang’. ‘Negara-negara maju juga semakin borderless di era globalisasi ini’. Jangan salah. Kita ambil contoh Swis. Negara Swis dikenal sebagai ‘negara yang tidak mempunyai tentara’. Kenyataannya Swis masih memiliki tentara! Memang jumlah tentara aktif hanya sekitar 3000 orang, tapi di Swis diberlakukan wajib militer bagi semua penduduknya, dengan kata lain semua penduduk swis yang berjumlah 8 juta orang lebih (sensus 2016) adalah tentara! Si pemateri menjelaskan lebih lanjut sebagai contoh, missal sebuah perusahaan di Swis, jajaran direksinya memiliki pangkat jenderal. Demikian selanjutnya sampai jabatan atau posisi paling bawah diperusahaan, pegawainya memiliki pangkat militer. Penduduk Swis menyimpan senjata-senjata militer dilemari-lemari rumah mereka. Itulah salah satu alasan kenapa selama ini walaupun Swis dikenal sebagai ‘negara tanpa tentara’ tapi negara sebesar Jerman dan negara-negara lain disekitarnya ‘tidak berani’ mengusik Swis.
Ada tiga kategori komponen pertahanan di dalam sebuah negara yaitu komponen utama (TNI AD, AL, AU), komponen cadangan (polisi/brimob, satpol PP, satpam, hansip, organisasi bela diri dsb; termasuk juga misalnya apabila dalam keadaan genting, gedung-gedung perkantoran bisa dijadikan tempat untuk markas tentara seperti menempatkan rudal-rudalnya di kaca-kaca gedung atau jalan raya yang bisa digunakan untuk tempat mendarat pesawat militer dsb, ), dan komponen pendukung. Penduduk sipil yang melakukan bela negara salah satunya dengan wajib militer tersebut dikategorikan ke dalam komponen pendukung. Sejauh ini di Indonesia baru ada payung hukum komponen utama, sementara komponen cadangan* dan pendukung masih belum ada payung hukumnya. *lupa-lupa ingat yg cadangan
Indonesia pada tahun 2017 menurut data dari Global Firepower Index peringkat militernya berada di ranking 14 dunia, sementara setahun sebelumnya tahun 2016 berada di rangking 12. Sekilas angka-angka itu cuma kayak rangking-rangkingan biasa aja, tapi kalo ga salah inget tahun 1998 rangking militer Indonesia berada di peringkat 23. Apa yang terjadi pada tahun tersebut? Ya, Timor Timur yang sekarang dikenal sebagai Timor Leste, lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi. Ternyata peringkat angka-angka itu punya efek tersendiri. Indonesia diserang dari berbagai arah dengan dalih HAM dan kebebasan menentukan nasib sendiri. Padahal ada alasan lain dibalik semua gembar-gembor dari negara lain yaitu, penguasaan celah Timor yang banyak mengandung kandungan minyak.
Saat ini perang banyak terjadi di negara-negara di kawasan Timur Tengah. Salah satu analisis mengatakan bahwa alasan berkecamuknya perang di Timur Tengah adalah sumber energi yang ada sekarang banyak ditemukan disana sehingga jadi rebutan banyak negara-negara lain. Prediksi cadangan minyak dunia akan habis sekitar tahun 2050 mendatang dan kemudian perebutan sumber energi tersebut akan berpindah ke negara yang berada di kawasan tropis khatulistiwa, salah satunya Indonesia. Bukan tidak mungkin negara-negara tropis di kawasan khatulistiwa tersebut akan menjadi rebutan negara-negara lain.
Jadi itu salah satu materi yang gue dapet dari pelatihan bela negara untuk penduduk sipil. Ya memang pelatihan ini Cuma 2 hari dan ga seberat diklat atau latihan dasar militer (latsarmil), tapi lumayan lah bisa ngasih wawasan baru yang penting. Semoga bemanfaat…