Friday, April 17, 2020

Film Max Havelaar (1976)



Max Havelaar: or The Coffee Auctions of the Dutch Trading Company (judul aslinya dalam Bahasa Belanda: Max Havelaar, of de koffie-veilingen der Nederlandsche Handel-Maatschappy) merupakan sebuah novel yang diterbitkan tahun 1860 oleh Eduard Douwes Dekker seorang pegawai Pemerintahan Kolonial Belanda di Hindia Belanda yang juga memiliki nama pena Multatuli (ga tau dari bahasa mana) yang artinya 'saya sudah banyak menderita'. Novel tersebut kemudian dingkat menjadi sebuah film pada tahun 1976 dengan judul yang sama oleh Peter Faber sebagai sutradara sekaligus pemeran utama. Perlu dicatat disini bahwa Eduard Douwes Dekker yang hidup ditahun (1820-1887) berbeda dengan Ernest Douwes Dekker yang hidup ditahun (1879-1950), meskipun keduanya sama-sama orang Belanda yang menaruh simpati kepada bangsa Indonesia selama zaman penjajahan Belanda.

Novel Max Havelaar merupakan karya yang fenomenal, semula ia menjadi inspirasi bagi gerakan sosial, mempengaruhi opini publik dan kritik terhadap kolonialisme yang pada akhirnya lambat laun menjadi cikal bakal semangat anti-kolonialisme. Novel ini menjadi bacaan wajib bagi siswa sekolah di Belgia selain karena memang nilai kesusasteraannya yang tinggi baik dari aspek estetika serta estetika, tapi juga karena huru-hara politik pada saat itu mengharuskan Douwes Dekker untuk menyelesaikan penulisan karya ini di Belgia. Tidak terkecuali  di  Eropa khususnya Belgia  itu  sendiri, novel ini menjadi inspirasi semangat anti-kolonial. Mungkin Belgia yang ada di sebelah selatan pada waktu itu masih bergabung bersama Belanda yang ada di utara. Secara  tradisi, wilayah selatan beragama Katolik, sedangkan masyarakat yang disebelah utara beragama Protestan Dutch Reformed. Terlebih lagi ada sebagian dari Belgia yang berbahasa Perancis, tidak menggunakan Bahasa Belanda seperti Belanda dan sebagian Belgia di utara.

Meskipun kalau ditarik lebih lanjut, nantinya penduduk Flandria  (Belgia yang berbahasa  Belanda) merasa menjadi warga negara kelas dua di Negara Kesatuan Belgia yang sudah berpisah dengan Belanda, dibandingkan dengan penduduk Walonia (Belgia yang berbahasa Perancis) yang lebih mendapatkan keistimewaan. Salah satu faktornya mungkin karena Keluarga Kerajaan Belgia berbahasa Perancis. Sementara orang-orang Flandria merasa Belgia menjadi makmur karena sumbangsih wilayahnya seperti semua kota-kota niaga pelabuhan terletak di area Flandria (Walonia tidak berbatasan dengan laut), kemajuan teknologi pabrik-pabrik di utara jauh meninggalkan selatan. Hal itu yang kemudian secara drastis merubah bentuk negara Belgia dari Kesatuan menjadi Federal untuk mengabulkan tuntutan-tuntutan yang diajukan rakyat Flandria. 'Serba salah' bagi Flandria yang berbahasa Belanda dan beragama mayoritas Katolik. Disatu sisi mereka sama-sama berbahasa Belanda seperti Belanda yang ada di utara, tapi agamanya berbeda, dilain sisi mereka sama-sama beragama Katolik seperti Walonia di sebelah selatan, tapi bahasanya berbeda. Bahkan ada gerakan separatis di Belgia yang ingin memisahkan Flandria menjadi negara independen sendiri, tapi hal itu ditentang oleh Walonia khususnya karena ya mungkin benar, urat nadi perekonomian Belgia sangat disokong dari kontribusi Flandria. Tahun-tahun belakangan juga antara perwakilan Flander dan Walonia juga akan terjadi gesekan ditingkat Pemerintahan Nasional, contohnya saat terjadi kekosongan Pemerintahan Belgia di tahun 2011. Oke ini bahasan lain, kembali ke topik utama tulisan ini.

Film Max Havelaar sendiri bercerita tentang seorang pegawai Pemerintahan Kolonial Belanda bernama Max Havelaar yang menjabat sebagai Asisten Resident. Semula dia merupakan Asisten Resident yang ditempatkan di Manado, kemudian dipindahkan ke Lebak Banten pada tahun 1850 untuk menggantikan seorang Asistent Resident bernama Pierre Slotering yang meninggal akibat pembengkakan liver menurut surat keterangan resmi dari dokter. Lebak pada saat itu merupakan daerah yang lebih tertinggal dibandingkan Manado. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Havelaar, dimana dia melihat peluang jika berhasil disitu akan terbuka lebar peluang untuk menjadi Gubernur Jenderal di Hindia Belanda. Dia membawa serta seorang istri bernama Tine dan anak laki-lakinya yang bernama Maxie selama penugasannya di Hindia Belanda.

Sebelum kedatangan Havelaar, Asistent Resident dijabat oleh Slotering yang beristrikan wanita pribumi (pribumi disini dalam konteks kolonial pada saat itu, juga ada istilah non-pribumi untuk penduduk keturunan Arab, Tionghoa  dan India, dimana istilah ini  sengaja diciptakan Belanda untuk mengkotak-kotakan dan memecah-belah persatuan diantara penduduk Hindia Belanda). Lebak pada waktu itu dipimpin oleh seorang Regent (Bupati) bernama Raden Adipati Kartanegara. Suatu malam, Bupati mengundang Slotering untuk makan malam di rumahnya. Disajikan berbagai makanan lezat dan tari-tarian tradisional yang dibawakan oleh paa wanita muda yang cantik dan juga dihadiri oleh  para abdi dalem Bupati. Selama santap malam itu, Slotering mengingatkan Adipati supaya tidak semena-semana kepada rakyatnya. Di dalam film ini Adipati  digambarkan lebih kejam kepada  rakyat daripada Pemerintah Kolonial Belanda itu sendiri, ia juga memiliki keluarga yang banyak untuk  ditanggung kehidupannya sehingga sering memeras rakyatnya. Dia sering menyuruh rakyat bekerja memotong rumput tanpa dibayar sepeserpun, mengambil secara  paksa harta  rakyat seperti  kerbau dengn iming-iming akan dibayar nantinya, bahkan membunuh rakyat yang berusaha menagih uang tersebut dll. Namun Adipati masih berusaha untuk membungkam mulut Slotering  dengan menawarkan salah satu gadis penari yang cantik  untuk 'diajak ngobrol berdua' setelah jamuan makan malam. Slotering tidak mau dengan  alasan mereka pasti capek habis menari.  Merasa usahanya gagal, Adipati  aakhirnya menggunakan jalan terakhir untuk menghentikan Slotering, yaitu membunuhnya dengan cara memberikan racun pada lada yang ditawarkan Demang kepada Asistent Resident itu.

Sepulang jamuan makan malam dari rumah Adipati, Slotering tidak sadarkan diri saat kusir kereta kuda membukakan pintu. Mulutnya sudah berbusa. Istrinya membopongnya ke kasur dan dipanggilkan dokter untuk memberikan pertolongan medis. Akan tetapi, ternyata dokter tersebut dekat dengan Resident Lebak (lupa nama tokohnya). Urutan yang tertinggi adalah Gubernur Jenderal, Resident dan Asistent Resident (ketiganya adalah orang Belanda di Pemerintahan Kolonial), kemudian di bawahnya ada Regent (Bupati)  yang dijabat orang pribumi. Sementara, Residen dekat dengan Adipati, sehingga dokter tersebut menutup-nutupi fakta sebenarnya dengan mengatakan bahwa Slotering meninggal karena pembengkakan liver, bukan diracun. Meskipun istri Slotering tetap tidak mempercayai hal itu. Sama seperti yang pernah dilakukan Adipati  kepada Slotering yaitu memberikan  gratifiksi wanita kepadanya, ia juga  melakukan hal yang sama kepada Residen  sebagai salah satu cara  untuk membungkam  mulut Residen. Hal itu terlihat dari  salah satu adegan dimana Demang  orang kepercayaan Adipati  membawa wanita yang  wajahnya ditutupi kain  untuk kemudian  naik  ke  kereta kuda Residen dan untuk kemudian 'pergi berdua'.

Max Havelaar akhirnya tiba di Lebak setelah menempuh perjalanan laut dengan kapal layar dari Manado bersama keluarganya dengan beberapa awak kapal. Saat Havelaar baru mendarat dipesisir pantai, dia melihat perlakuan dua orang Belanda yang melakukan pelecehan seksual kepada seorang wanita pribumi. Akhirnya Havelaar menegur dan menampar salah satu Belanda itu. Havelaar sangat berbeda dengan Asistent Resident sebelumnya. Dia memandang rakyat pribumi yang tertindas sebagai manusia sama seperti orang kulit putih yang juga harus dimanusiakan. Dia digambarkan sebagai seorang yang memperhatikan dan peduli  pada kehidupan,  nasib dan penderitaan rakyat di bawah daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Dia selalu memegang sumpahnya  saat pelantikan Asisten Resident untuk membela kepentingan rakyat di Lebak. Dia juga tidak setuju dengan sepak terjang Adipati dan beberapa kali menegurnya. Bahkan dia rela uang pribadinya dipakai untuk jaminan uang muka pajak sebelum Adipati menariknya dari rakyat. Sebab Havelaar berpikir, salah satu peyebab Adipati berbuat demikian adalah karena dibelakangnya banyak keluarganya yang berpangku tangan kepada Adipati. Sehingga, Adipati harus dibuat tercukupi keuangannya dengan harapan dia tidak terus-menerus memeras rakyatnya. Usaha Havelaar sia-sia. Adipati tetaplah berperangai demikian.

Sampai akhirnya, Havelaar mengetahui penyebab kematian Slotering yang sesungguhnya setelah Ny. Slotering sering memperingatkanya untuk tidak menghadiri undangan jamuan makan malam dari Adipati. Kesabarannya pun habis. Dia melaporkan pembunuhan itu kepada Gubernur Jenderal dengan alasan menuntut keadilan. Nampaknya karena kedekatan Sang Bupati Adipati dengan Residen Lebak, Adipati dinytakan tidak bersalah atas tuduhan itu. Malah Havelaar yang di'mutasi' ke daerah lain yaitu Ngawi. Bupati ingin menyingkirkannya supaya tidak lagi di Lebak.  Namun, ia lebih memilih untuk menoak dan diberhentikan sebagai Asistent Resident. Demikianlah akhir ceritanya.

Film yang berdurasi hampir 3 jam ini juga menggunakan alur mundur. Terlihat di awal film, Havelaar yang sudah pulang ke Belanda setelah tidak lagi menjadi Asistent Resident, menawarkan tulisan mengenai kisahnya di Hindia Belanda dan juga tentang kopi kepada salah seorang pemilik penerbitan buku. Selama di Jawa, dia dan pegawai-pegawai pemerintahan kolonial Belanda digambarkan suka minum kopi yang dihasilkan dari perkebunan kopi di Jawa hasil dari peraturan Tanam Paksa dimana rakyat hanya boleh menanam gua dan kopi. Hal itu yang menjadi titik mula persamaan antara Havelaar dan pemilik penerbitan itu yang juga menyukai kopi.

Konon, setelah Multatuli menerbitkan novel ini, banyak orang terinspirasi di Negeri Belanda sehingga banyak kritik yang diterima oleh Pemerintah Belanda perihal Cultuurstelsel atau Tanam Paksa yang banyak memakan korban jiwa setelah dicanangkan pada tahun 1830 dari gagasan Gubernur Jenderal Van den Bosch. Sampai pada akhirnya, tahun 1870 Tanam Paksa berhasil diberhentikan. Setelah gw baca-baca juga, awalnya sebelum film ini diluncurkan tahun 1976 ada deal antara Pemerintah Belanda dan Pemerintah Indonesia. Namun, kenyataannya film ini lebih mengikuti versi dari pihak Belanda yang terlihat dari penggambaran sosok Bupati Adipati yang sedemikian rupa. Mungkin Pemerintah Orde Baru melihat hal itu sebagai sesuatu yang berbahaya dan mengancam, sehingga film itu sempat dilarang selama hampir 12 tahun. Baru sekitar tahun 1987-88, film ini diperbolehkan diputar.

https://news.detik.com/berita/1621325/max-havelaar-bacaan-wajib-siswa-di-belgia?nd771104bcj=

http://www.readingmultatuli.co/2010/04/max-havelaar-tetap-hidup-di-belanda_22.html

https://www.kompasiana.com/masteddy/5a2b5aedf1334407d666d5f2/secuil-catatan-tentang-film-max-havelaar-1976

Wednesday, April 15, 2020

Review dan Sinopsis Film Bollywood India 3 Idiots (Bagaimana Memandang Pendidikan)



Ok, sekarang di awal tahun 2020 ditengah Pandemik Covid-19 yang disebabkan oleh virus Novel Corona (virus corona baru), telat banget gw baru mau nulis review tentang film Bollywood tahun 2009 yang sangat fenomenal ini (bisa dibilang salah satu film Bollywood terbaik sepanjang masa). Udah sekitar 11 tahun lalu film ini launching. Dulu gw sering denger banyak orang bilang 3 Idiots, 3 Idiots dan katanya memang bagus, tapi gw belum tergerak buat nonton film itu. Sampe akhirnya ditengah kondisi pandemik ini yang membuat banyak orang untuk Work From Home (WFH) dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, akhirnya gw 'paksain' diri buat nonton film ini. Gue nonton film ini selama hampir 3 jam ga ada bosen  atau  ngantuk sama sekali. Selain karena emang film komedi, tapi dari sisi cerita  juga bagus banget. Bikin penaran, aja ada tanda tanya yang ditimbulkn  bahkan saat film hampir  selesaipun endingnya ga kebaca. Let's start it...

3 Idiots bercerita tentang kisah perkuliahan 3 orang sahabat (Rancho, Farhan dan Raju) di sebuah universitas fiktif bernama Imperial College Engineering (ICE), New Delhi, yang merupakan universitas teknik terbaik di India. Film ini dimulai dengan alur mundur (saat mereka sudah lulus), adegan ketika salah satu dari 3 Idiots yang bernama Farhan Qureshi (Madhavan) -yang digambarkan sebagai seorang muslim India- hendak berpegian menggunakan pesawat. Saat peawat akan take off tiba-tiba ia mendapat telepon yang terlihat sangat penting dan serius. Untuk menghentikan pesawat, dia berpura-pura sakit dengan menjatuhkan diri dan tidak sadarkan diri di koridor saat orang-orang sudah mengenakan sabuk pengaman. Pesawat pun sudah tinggal landas, kemudian pramugri menelepon kapten pilot bahwa ada kejadian medical emergency  sehingga pesawat  harus kembali untuk mendarat darurat. Farhan akhirnya dibawa dengan menggunakan kursi roda saat  pesawat sudah mendarat. Namun tiba-tia dia loncat dari kursi roda dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Haha itu baru  salah satu  adegan  konyol di  awal film. Masih banyak adegan-adegan lain.

Setelah  berhasil mendarat, Farhan mengabari Raju Rastogi (Sharman Joshi) untuk segera menuju ke menara di universitas mereka dulu. Raju yang sedang tidur dirumahnya yang mewah terbangun dan saat itu juga segera meluncur kesana tanpa memakai celana, padahal istrinya yang sedang berlatih yoga sudah mengingatkannya. Di menara itu mereka bertemu dengan orang yang menelepon Farhan saat masih di pesawat.  Orang  itu adalah Cathur (Omi Vaidya), salah satu  teman mereka yang sangat ambisius  dulu  waktu kuliah. Cathur  mengatakan bahwa ia mengetahui keberadaan Ranchoddas Shamaldas Chancad (Aamir Khan) yang  selama ini hilang tanpa kabar sejak hari wisuda mereka. Padahal pada saat itu dimenara  ia lebih ingin mengingatkan kepada 3 Idiots itu bahwa  10 tahun yang lalu September tanggal 5, Cathur bersumpah akan mengumpulkan dirinya bersama 3 Idiots tersebut  dan akan menunjukan bahwa dia akan menjadi yang paling kaya dan sukses, sementara yang lain akan kalah dan menderita. Farhan dan Raju kesal, mereka mengira Rancho juga ada disitu. Saat Cathur menunjuk tulisan Septemer 5th di tembok, alur film memutar mundur saat mereka semua baru pertama kali masuk ke universitas dan bertemu dengan Rancho, sosok yang sangat menginspirasi Farhan dan Raju.

Saat hari pertama masuk ke univesitas, Farhan mendapat kamar asrama yag sama dengan Raju, sehingga mereka menjadi teman sekamar. Raju yang beragama Hindu seperti mayoritas orang India, sangat rajin berdoa kepada para dewa, dia banyak memakai cincin dan meletakan berbagai alat peribadatan dan sesajian di ruang kamar serta meja belajarnya. Seperti kebanyakan universitas, di awal-awal menjadi mahasiswa baru, semua mahasiswa baru akan di'ospek' oleh senior mereka. Malam hari mereka disuruh telanjang hanya memakai kolor. Sementara Rancaho terlihat baru datang dan dengan santainya melawan perintah seniornya dengan tidak mau membuka pakaian. Dia malah masuk kamar dan mengunci pintu. Sang Senior menghitung sampai 10 dan meminta Rancho untuk keluar, kalau tidak pintu kamarnya akan dikencingi. Di dalam kamar Rancho malah membuat konduktor listik dari sendok yang dililitkan ke kabel listrik. Akhirnya Senior tersebut kencing setelah 10 hitungan Rancho tidak keluar kamar, tapi dia kesetrum karena air seninya membasahi konduktor listrik yng dibuat Rancho. Hari itulah pertama kali Farha dan Raju bertemu Rancho.

Di film ini, Rancho digambarkan sebagai sosok yang cerdas namun gayanya santai cederung bengal. Dia selalu menekankan kepada Farhan dan Raju bahwa janganlah mencari kesuksesan, tapi carilah kesempurnaan (keahlian), maka kesuksesan akan datang dengan sendirinya. Rancho juga tidak cocok dengan gaya kepemimpinan Rektor ICE Viru Sahasrtabuddhe (Boman Irani) yang sering diplesetkan menjadi Virus oleh mahasiswa. Virus memiliki prinsip bahwa hidup adalah perlombaan dan jadilah insinyur. Sementara Cathur (yang tidak fasih berbahasa Hindi karena lama tinggal di Amerika) merupakan saingan Rancho dalam perebutan ranking 1 sebagai mahasiswa terbaik, memiliki karakter yang kaku, terlalu textbook dan bahkan menghalalkan segala cara untuk menjauhkan nilai teman-teman yang lain. Dia sering menyelipkan majalah-majalah dewasa ke pintu-pintu kamar mahasiswa lain untuk mengacaukan konsentrasi mereka saat pekan ujian. Cathur memiliki pandangan untuk menjadi yang terbaik, tinggikan nilaimu atau jatuhkan nilai mahasiswa yang lain. Nantinya, Rancho yang mengetahui kelakuan Cathur seperti itu ingin memberi dia pelajaran.

Film ini menggambarkan masyaraat India yang multikultur. Selain menampilkan Farhan dengan latar belakang kelurga muslim di tengah-tengah masyarakat India yang kebanyakan Hindu, ditampilkan juga tokoh dalam film bernama Joy Lobo (Ali Fazal). Ceritanya, Lobo adalah seorang anak dari petani desa yang juga kuliah di ICE. Ditahun terakhir, Lobo meminta keringanan dari Virus si Rektor supaya waktu penelitian untuk tugas akhirnya diperpanjang, sehingga dia bisa mendapat kesempatan utuk mengikuti wisuda di tahun itu. Alasannya karena dia merupakan satu-satunya pemuda dari desanya yang sebentar lagi menjadi insinyur, sehingga ayahnya ingin membuka kursus bagi anak-anak di desanya selepas Lobo lulus ditahun tersebut. Tugas akhir atau proyek Lobo berupa kamera drown. Ia meminta supaya si rektor menelepon langsung ayahnya. Namun bukannya mendapat perpanjang masa pengerjaan proyek supaya bisa ikut wisuda, Virus malah mengatakan kepada ayah Lobo bahwa anaknya tidak akan bisa mengikuti wisuda dalam waktu dekat. Virus menganggap proyek tersebut tidak masuk akal. Lobo menjadi kecewa. Rancho yang tidak sengaja berpapasan dengan mereka melihat kejadian itu. Selanjutnya dia ingin membantu  temannya itu untuk menyelesaikan proyek drown-nya supaya bisa terbang. (Multikulturnya dimana? Lanjut baca dulu)

Saat bagian Rancho membantu Lobo (juga saat bagian Phia (Kareena Kapoor) anak kedua virus yang saling jatuh cinta dengan Rancho) banyak adegan dimana para pemain menyayi dan menari. Disini gw baru sadar kalau (entah) film Bollywood yang mengikuti Live Action Disney atau sebaliknya dimana ada bagian seperti (drama musical). Disini juga Rancho punya cara mengucapakan 'all is well', jika dia menghadapi masalah, sehingga dia memiliki kekuatan untuk menghadapi dan melewatinya. Sampai akhirnya, Rancho berhasil menerbangkan kamera drown itu. Dia pun berusaha memberi kejutan kepada Lobo dengan cara menerbangan drown dari halaman sampai ke jendela kamar Lobo yang terletak di bagian atas asrama. tidak diduga saat Rancho bersama teman-temannya melihat ke layar kamera, ternyata Lobo sudah gantung diri karena frustasi. Dia dan teman-teman segera berlari ke kamar Lobo, tapi terlambat, Lobo sudah tewas. Akhirnya, Lobo dikuburkan di kampung halamannya. Saat pemakamanm, Lobo dikuburkan secara Kristen, dengan peti mati dan tanda salib, Terlihat 3 Idiots dan Virus menghadiri pemakaman di tengah derasnya guyuran hujan. Selain Lobo, ada juga penjaga asrama yang saat adegan para mahasiswa hendak membantu Mona, anak Virus yang akan melahirkan, si penjaga itu membuat tanda salib.

Selain itu, film ini juga menggambarkan kondisi sosial masyarakat India secara umum yang mana masih ada bahkan banyak rakyat yang hidup susah atau miskin. Begitu juga dengan mahasiswa yang kuliah di ICE berasal dari berbagai latar belakang sosial ekonomi yang berbeda. Rancho (semula) digambarkan sebagai anak dari seorang pejabat yang kaya raya. Gaji ayah Rancho perbulan sebesar 25.000.000 (25 juta) Rupee atau sekitar 5.052.218.398 (5 Milyar) Rupiah. Gaji ayah Farhan perbulan sebesar 25.000 (25 ribu) Rupee atau sekitar 5.052.250 (5  juta) Rupiah. Gaji keluarga Raju perbulan  sekitar 2500 Rupe atau sekitar 507.250 (500 ribu) Rupiah.

*Kurs tahun 2009, 1 Indian Rupee/INR = 202,09 Indonesian Rupiah/IDR
(Sumber: http://www.exchangerates.org.uk/historical/USD/31_12_2009)

Hal ini disampaikan oleh Virus saat dia memanggil Raju dan Farhan ke kantornya setelah mereka tertangkap berbuat ulah menyamar dan menyusup sebagai undangan ke acara pernikahan anak perempuan pertama Virus, si Mona. Mereka melakukan itu karena mereka tidak punya uang untuk beli makanan. Di momen itu juga, Rancho bertemu dengan Phia (seorang dokter medis) anak kedua Virus untuk perama kali. Dimana saat itu Phia belum jatuh cinta kepada Rancho. Phia masih bertunangan dengan Suhas yang sifatnya matre. Suhas selalu melihat segala sesuat dari materi atau harga. Diam-diam Rancho memperhatikan perlakuan Suhas kepada Phia.

Saat Raju dan Farhan dipanggil Virus itu, Sang Rektor mengatakan kepada mereka berdua untuk jangan terlalu dekat dengan Rancho karena itu tidak baik untuk mereka. Rancho bisa 'santai' dan 'bandel' dalam kuliah karena dia merupakan anak orang kaya. Sementara Farhan dan Raju bukan. Terlebih Raju yang digambarkan berasal dari keluarga miskin. Ayah Raju merupakan bekas pengantar pos yang kini hanya bisa berbaring di rumah karena sakit stroke, ibunya hanya pejual kue, sementara kakak perempuan Raju tidak bekerja. Sehingga Raju memutuskan untuk mulai menjauhi Rancho.

Sebenarnya Rancho bukan mahasiswa yang 'begajulan' seperti yang dikatakan Virus. Ranco tidak setuju degan cara Virus yang memimpin universitas, tapi  seperti mengelola perusahaan swasta. Tidak memberikan kebebasan belajar untuk mahasiswa. Mereka diposisikan layaknya mesin. Mungkin mesin masih bisa menahan tekanan, sementara otak atau kepala mahasiswa jika selama 4 tahun dari awal masuk ICE  diperlakukan seerti mesin, tidak akan sanggup. Contohnya kasus Lobo yang menurut Rancho bukanlah bunuh diri, melainkan pembunuhan oleh Virus karena Virus secara tidak langsung menekan Lobo. Virus sendiri sebenarnya baru kehilangan anak laki-lakinya yang menurutnya terjatuh dari kereta. Padahal nantinya Phia mengatakan kepada Virus bahwa dia meninggal karena bunuh diri loncat dari kereta karena tidak kuat mental akibat Virus memaksanya untuk menjadi insinyur.

Rancho memiliki prinsip bahwa 'Jangan mengejar kesuksesan, melainkan kejarlah kesempurnaan (disini maksudnya keahlian) maka kesuksesan akan mengikutinya. Hal itulah yang  selalu ditekankan oleh Rancho kepada teman-temannya terutama Farhan dan Raju. Film ini ternyata merupakan satire kepada sistem pendidikan dan mindset kebanyakan orang tua di India (mungkin jug di Indonesia sendiri). Farhan sendiri masuk ke jurusan teknik untuk menjadi insinyur karena megikuti perintah ayahnya, sedangkan dia sendiri tidak memiliki passion dalam bidang teknik. Sejatinya dia memiliki hobi dalam dunia fotografi. Diceritakan dia sangat ingin mengirimkan hasil karya jepretan kameranya kepada fotografer (fiktif) kelas dunia asal Ukraina bernama Andey Istvan. Namun dia tidak berani melawan keinginan ayahnya yang menginiginkan dirinya untuk menjadi insinyur. (Pada akhirnya Rancho dan Phia secara diam-diam mengirimkan foto-foto karya Farhan ke Andrey Istvan  dan Farhan menjadi fotografer profesional setelah lulus dan bekerja bersama Andey Istvan). Ayah Farhan bahkan menghabiskan uang hanya untuk memasang AC di kamar Farhan supaya dia bisa fokus belajar, keterima di ICE dan menjadi insinyur untuk menghasilan banyak uang. Sedangkan, Raju menjadi satu-satunya harapan bagi keluarganya yang miskin untuk bisa menjadi insinyur dan mengeluarkan keluarga itu dari lingkaran kemiskinan. Di akhir film saat Raju sedang interview kerja, dia ditanya oleh interviewers dari perusahaan saat perekrutan di kampus, kenapa nilainya selalu jelek, disitu Raju bilang karena kekhawatiran. Dia selalu merasa cemas dengan masa depannya karena ia takut gagal, mengingat keluarganya sangat mengharapkan kesuksesannya sebagai insinyur. Sehingga dia pun banyak memohon kepada para dewa supaya kuliahya dilancarkan dan banyak memakai cincin kepercyaan untuk mencapai hal itu. Disini poinnya bagus banget.  Jangan terlalu  mengkhawatirkan masa depan, sehingga malah menghambat bahkan memberatkan diri  sendiri. Berusaha , berdoa, ikhtiar dan pasrah memang  benar harus begitu, tapi mental jangan down karena menghadapi tantangan hidup  sehari-hari.

Raju sendiri mengikuti interview itu dengan kursi roda setelah dia sempat melakukan percobaan bunuh diri dengan meloncat dari lantai 3 ruang rektor ke bawah. Bermula saat Rancho mendapat telepon entah dari siapa bahwa ayah Raju butuh pertolongan ke Rumah Sakit. Dia yang saat itu sedang bersama Phia yang seorang dokter, segera menuju ke rumah Raju dan membawa ayah Raju menggunakan sepeda motor matic ke Rumah Sakit. Mereka bahkan naik motor sampe ke dalam RS nya haha. Kemudian Raju menyusul ke RS. awalnya dia yang sedang mencoba menjauhi Rancho, tambah kesal karena tau ayahnya di bawa bonceng tiga pake motor matic ke RS, tapi setelah dokter keluar dan menemui mereka, dokter mengatakan untung kalian tiba di RS dengan cepat dan di waktu yang tepat, jika tidak nyawa ayah Raju tidak tertolong. Disitu Raju berlinang air mata meminta maaf dan mengucapkan terima kasih kepada Rancho yang pada akhirnya juga ikut berlinang air mata. Disitu juga Phia merasa semakin jatuh cinta kepada Rancho, setela dia putus dengan Suhas tunangannya. Namun dilain hari, mereka bertiga mabuk, dan menantang Rancho mendatangi rumah Virus untuk menyatakan cinta kepada Phia. Akhirnya mereka kesana. Rancho bersama Raju menyelinap ke kamar Phia. Ternyata Phia malam itu sedang tidur bersama Mona kakak perempuannya yang sedang hamil. Disini juga Rancho mengucapkan 'all is well' dan bayi di dalam kandungan Mona selalu menendang-nendang setiap kali kata itu diucapkan. Farhan dan Raju ikut-ikut meneriakan 'all is well' sambil mengencingi pintu rumah Virus. Akhirnya Virus terbangun dan mereka kabur. Virus melihat wajah Raju di malam itu saat mereka hendak kabur. Mereka lari ke kampus dan bersembunyi di dalam kelas hingga esok harinya terbangun dalam kondisi kelas sudah ada perkuliahan. Virus yang masuk ke ruangan, mendapati mereka bertiga di belakang kelas dan membawa botol minuman keras. Virus memanggil Raju dan awalnya mengancam akan mengeluarkan dia dari kampus, tapi Virus juga tau bahwa Rancho bersamanya malam itu dan akhirnya menawarkan Raju untuk menjadi saksi supaya Rancho bisa dikeluarkan dari kampus. Terjadi pergejolakan batin bagi Raju. Disatu sisi, dia teringat kodisi keluarganya yang sangat mengaharapkan dia untuk menjadi insinyur namun dia juga teringat jasa Rancho yang sudah membantu menyelamatkan nyawa ayahnya. Akhirnya dia memilih untuk bunuh diri dengan cara loncat dari ketinggian. Untungnya nyawanya masih bisa tertolong. Banyak adegan lucu juga saat masa-masa pemulihan Raju di RS. Salah satunya, foto wajah Virus yang dijadikan background lempar sararan anak panah. Dokter bilang semakin banyak motivasi yang menyenangkan Raju, akan membuat kemungkinan hidupnya lebih besar. Salah satunya menjadikan foto wajah virus menjadi papan sasaran dan dilempari anak panah oleh para mahasiswa haha.

Sebelumnya gw sempet bilang Rancho ingin memberi pelajaran kepada Cathur yang menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan nilai teman-teman yang lain saat ujian, disatu sisi juga Rancho ingin menunjukan ke  Raju bahwa belajar jagan menghafal. Suatu  ketika, Cathur terpilih sebagai perwakilan mahasiswa untuk memberikan pidato saat Teacher's Day. Dia dibantu oleh salah seorang Pustakawan kampus  Dubey supaya Virus terpesona untuk membantu menyusun naskah  pidato 100% dalam bahasa Hindi yang akan dibaca oleh Cathur pada hari itu. Rancho  dengan dibantu Farhan berusaha untuk mengubah naskah pidatonya. Sebab dia tahu  Cathur tidak fasih berbahasa Hindi, tidak  akan paham jika ada kata-kata dalam pidato tersebut  yang dirubah, apalagi Cathur  tipe mahasiswa yang menghafal materi kuliah. Cathur mengerjakan naskah dibantu Dubey di perpustakaan. Farhan menelepon Cathur via nomor telepon perpustakaan, sehingga Cathur harus turun ke lantai bawah untuk berbicara di telepon. Sedangkan Rancho pura-pura mengatakan  kepada Dubey bahwa Pak  Rektor teringat kepada anda sekarang, sehingga Dubey merasa harus meneui Virus. Sementara Farhan mengalihkan perhatian dan membuat Cathur panik dengan mengaku sebaga polisi dan mengetahui bahwa Cathur akan mati nanti setelah pulang kulih di lampu merah, Rancho mengganti beberapa kata dalam pidato Cathur, yaitu mengganti kata Chamatkar yang artinya keajaiban dengan kata Balatkar yang artinya cabul. Salah satu contoh teks pidato yang seharusnya 'Rektor memimpin dengan penuh keajaiban' berubah menjadi 'Rektor memimpin dengan penuh kecabulan' hahaha. Habis sudah Cathur usai membacakan pidato di hari tersebut yang juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan. Saat itulah malamnya Cathur yang kecewa menemui 3 Idiots dan menuliskan September 5th ditembok.

Singkat cerita, mereka semua akhirnya lulus. Rancho berhasil memberikan inspirasi kepada sahabatnya. Farhan akhirnya berani bilang ke ayahnya bahwa dia akan menjadi seorang fotografer. Ayahnya yang sudah membelikan laptop di hari dimana seharusnya Farhan mengikuti interview dan mendapatkan kerja, ahirnya menukarnya dengan kamera. Farhan menjelaskan kepada ayahnya bahwa 'aku tidak memahami mekanika, meskipun bisa, aku akan menjadi ahli mesin yang buruk'. Jika dia menjadi fotografer, memang uangnya tidak sebesar jika menjadi insinyur, tapi dia akan senang dan Rancholah orang yang sebelumnya disebut setan oleh ayah Farhan (akibat anaknya terkena banyak masalah gara-gara Rancho), ternyata bisa meyakinkan Farhan bahwa jika kau ingin bunuh diri semisal nanti ada masalah saat jadi fotografer, lihatlah foto kedua orang tuamu di dompet. Sementara Raju, berhasil dierima diperusahaan meskipun harus wawancara di atas kursi roda.

Virus juga yang tadinya sangat kaku memaksakan keinginannya kepada anaknya dan mahasiswa, akhirnya sadar. Dia pernahb bilang kepada Rajavand tukang cukur pribadinya bahwa jika Farhan dan Raju mendapat kerja setelah lulus, dia akan mencukur kumisnya. Saat ujian akhir,Virus ingin menggagalkan kelulusan Raju dengan cara membuat soal yang berbeda dan lebih sulit. Namun Phia mengetahuinya dan memberi tau Rancho. Dia tidak bisa membayangkankondisi Raju yang seperti itu jika harus gagal disaat-saat terakhir. Akhirnya dengan dibantu Phia yang memberikan kunci duplikat ruang kerja Virus, Rancho dan Farhan menyelinap dimalam hari untuk mengambil amplop bertanda merah yang berisi soal jebakan untuk Raju namun akhirnya ketauan Virus. Akhirnya kemarahan Virus habis, Rancho benar-benar dikeluarkan dari ICE. Suatu saat di malam hari seluruh kota hujan deras, jalanan kota tergenang air dan semua transportasi kota lumpuh, Mona anak perempuan Virus hendak melahirkan namun dia terkendala akses ke rumah sakit akibat banjir. Saat itu Rancho yang sudah berkemas dan membawa tas, hendak pulang ke kampung halamannya. Dia tidak sengaja melihat Mona yang sedang kesaitan di daam mobil. Akhirnya dia dan Farhan mengangkut Mona ke salahsatu rungan di kampus dan menelepon Phia. Akhirnya karena Phia juga terjebak tidak bisa ke kampus, Rancho dan sahabatnya mengikuti instruksi Phia melalui video call untuk melakukan persalinan. Awalnya hampir berhasil, tapi tiba-tiba listrik padam. Saat itu juga Rancho yang pernah 'berkilah' di depan Virus saat ketauan menyusup ke acara pernikahan Mona, sedang ingin membuat inverter dari aki mobil-mobil para undangan yang datang. Malam itu juga saat genting Mona ingin melahirkan, Rancho benar-benar memutikan ucapannya. Dia meminta Farhan untuk membangunkan seuruh mahasiswa dan mengumpulkan aki dari kendaraan mobil mereka masing-masing. Sampai akhirnya listrik kembali menyala dan bayi-nya bisa ditarik dengan vacuum cleaner wkwk. Semula si bayi tidak menangis dan semua sedih mengra bayinya mati. Raju tiba-tiba mengatakan 'all is well' kepada Mona seperti saat bayi itu asih di dalam kandungan. Tidak disangka si bayi menendang muka Rancho yang sedang menggendongnya. Akhirnya seluruh mahasiswa yang berada di ruangan itu meneriakan 'all is well' dan akhirnya si bayi menendang-nendang muka Rancho dan si bayi menangis, dia hidup dan semua bahagia. Virus menggendong cucunya itu dan untuk pertama kali dia mengatakan, 'kau suka menendang, jadilah pemain sepakbola atau apapun yang kau mau'. Disitulah momen yang menyadarkan Virus. Setelah membantu persalinan dan hari sudah pagi, Rancho ingin kembali melanjutkan perjalanan pulang, tapi Virus yang nyawa cucunya sudah ditoong oleh Rancho, mencegahnya dan kembali memberinya kesempatan.

Rancho lulus sebagai lulusan terbaik. Disitu Cathur masih terlihat sangat tidak senang dengan menjadi yang kedua setelah Rancho. Di hari wisuda itu jugalah, terakhir kali Farhan, Raju dan Phia bertemu Rancho. Seusai wisuda Ranch pulang ke kampung halamannya yang entah dimana dan tidak pernah memberi kabar. Sepuluh tahun setelahnya itulah saat Cathur mengumpulkan Farhan dan Raju di menara kampus untuk menyombongkan kesuksesannya. Akhirnya mereka menuju Shimla tempat dimana Cathur bilang Rancho berada disitu. Ternyata Rancho tidak ada, meskipunada orang dengan nama yang sama beserta segalagelar akademik dan foto mereka saat dulu kuliah di ICE. Ternyata pejabat itu melakukan pemalsuan identitas untuk anaknya Rancho asli supaya mendapat gelar dari universitas dan tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang. Sementara Rancho yang sedang dicari adalah anak cerdas dari seorang tukang kebun, sehingga si pejabat menyekolahkannya sampai universitas dan memalsukan identitasnya untuk anaknya.

Di tengah perjalanan, Farhan dan Raju teringat belum mengabari tentang hal ini kepada Phia. Mereka memutuskan untuk menelepon Phia dan mendapat kabar bahwa hari ini Phia akan menikah yang ternyata dengan Suhas. Raju memutuskan untuk ngebut ke tempat Phia di Manali sebelum pernikaha mereka dimulai 6 jam lagi. Cathur tidak setuju sebab dia memiliki waktu terbatas dan esokya harus menanda tangani kontrak kerjasama dengan ilmuwan bernama Phunsukh Wangdu yang memiliki 400 paten dan jika tidak Jepang yang akan menginginkan jasanya. Akhirnya Cathur diikat tangan dan mulutnya, dimasukan ke bangku belakang mobil oleh mereka berdua dan mereka melanjukan perjalanan untuk menjemput Phia. Singkatnya pernikahan Phia dan Suwas (yang sifatnya tidak berubah) berhasil digagalkan. Mereka akhirnya menuju alamat di Ladakh yang diberikan oleh Rancho asli.

Akhirnya mereka berempat berhasil menemui Rancho, di pinggir danau. Cathur meminta Rancho untuk menandatangani kertas yang isinya Rancho adalah pecundang dan dia adalah pemenang dari persaingan selama ini. Setelah mendapatkan tanda tangan Rancho, Cathur segera meninggalkan mereka berempat menuju mobilnya. Sebelum Cathur mencapai mobilnya, Phia menanyakan kepada Rancho siapa nama aslinya, dia menjawab Phungsukh Wangdu, seketika mereka semua kaget dan tidak menyangka. Mereka menyuruh 'Rancho' untuk menelepon Cathur yang sedang berjalan ke mobilnya dan Cathur pun tidak menyangka bahwa Phungsukh Wangdu yang meneleponnya berada di beakangnya dan kertas yang ditanda tangan namanya juga sudah dicoret oleh Rancho menjadi Phungsukh Wangdu.



Film yang berbahasa Hindi (jelas gw ga bisa bahasa Hindi, tapi selama nonton film ini, cukup banyak kedengeran juga kata-kata bahasa Inggris, semacam ngomongnya campuran) ini bener-bener bagus. Selama hampir tiga jam gw nonton, ga ada bosen-bosennya, diakhir saat perjalanan mereka menjemput Phia dan menuju tempat Rancho, pemandangan alam India bagus banget, ga nyangka India punya alam yang bagus, dengan latar belakang Pegunungan Himalaya yang diselimuti salju, sungai, danau dengan air yang sangat biru dan mengalir jernih. Setelah googling-googling ternyata danau itu namanya Danau Pangong di Daerah Otonomi Jammu & Kashmir perbatasan dengan Tibet. Banyak pesan-pesan yang disampaikan juga terutamanya terkait filosofi pendidikan, bagaimana kita memandang dan 'meresapi' pendidikan itu sendiri dan tentang masih banyaknya orang tua secara umum yang masih banyak memaksakan keinginan dan cita-citanya kepada anaknya hanya karena uang yang lebih menjanjikan dan sejenisnya. Padahal bakat si anak belum tentu dibidang itu dan si anak bisa saja menjadi sangat tertekan dalam menjalaninya.